Selasa, 12 Juni 2018

NDB ( bagian kedua )

NDB ( Non Directional Beacon ) bagi penggemar radio amatir ( anggota ORARI )  yang juga menyenangi kegiatan Fox Hunting bukanlah hal yang asing.
Jika dibandingkan dengan kegiatan Fox Hunting, maka stasiun Fox sama dengan NDB dan para pencari stasiun fox dapat disamakan dengan pesawat terbang atau helikopter yang hendak menuju ke base station tempat NDB dipasang.
Para peserta kegiatan Fox Hunting akan berusaha mencari posisi stasiun fox dengan cepat agar tidak didahului oleh peserta lainnya. Setiap stasiun fox dilengkapi dengan tone yang dipancarkan di frekuensi 2  meter band dan para peserta pencari stasiun fox akan mengikuti asal dari tone yang dipancarkan dengan menggerakkan antena pengarah yang mereka bawa. 
Semakin tepat arah stasiun fox yang dicari maka indikator dari S-Meter yang dibawa semakin besar.

Karena NDB yang telah dijelaskan pada bagian pertama adalah Jacotron model JTM 30 C, maka kami akan mengulas NDB model ini , walaupun pada prinsipnya semua NDB adalah sama.
Artinya : NDB ini dipasang di base station, dimasukkan semua data yang diperlukan, seperti  call sign base station, lamanya jeda call sign dipancarkan, power output yang dinginkan dan lainnya.
Kemudian tune up antenna dilakukan agar daya yang dipancarkan maksimal ( VSWR minimal ), kemudian jangan lupa pasang UPS  pada input AC Power Supply untuk mencegah listrik padam lalu NDB di ON kan dan biarkan dia bekerja secara terus-menerus.
Biasanya, setiap NDB telah dilengkapi reserved trasmitter dan reserved exciter untuk mencegah NDB tidak bekerja akibat kerusakan exciter unit atau transmitter unit.
Jika exciter unit atau transmitter unit yang sedang digunakan mengalami kerusakan, maka secara otomatis akan pindah ke reserved exciter dan reserved transmitter.
Pada Jacotron JTM 30C menggunakan transmitter unit dengan power output 100 Watt PEP pada wire antenna dengan impedansi 10 Ohm 250 pF.

Setiap unit JTM 30C biasanya terdiri atas :
1. Remote Control Unit.
2. Power Control Unit
3. Power Supply 
4. Buku manual dan software pendukung.

Gambar 1. Remote Control Unit.
Biasanya diletakkan di meja operator radio. Remote Control ini dipakai untuk  mengaktifkan atau menonaktifkan transmitter jika tak diperlukan. Artinya, Power Control Unit yang diletakkan di luar  ruangan operator tidak dapat dimatikan dari Remote Control, hanya transmitter nya saja yang bisa ON atau OFF dari Remote Control.
Dari sini juga bisa terlihat apakah transmitter utama ( TX A ) yang dipakai atau reserved transmitter     ( TX B ) yang sedang berfungsi.  Jika ada masalah di dalam Power Control Unit, maka LED ALARM akan ON dan Power Control Unit tidak bekerja. Jika pada Power Control Unit tidak mendapat supply DC 24 Volt, maka LED DC ON akan mati, Jika transmitter bekerja dengan baik, maka  LED CARR akan hidup mati sesuai dengan daya yang dipancarkan, LED MOD akan hidup mati sesuai call sign yang dipancarkan dan bunyi morse code akan terdengar pada loudspeaker ( jika diletakkan pada posisi ON ! ).
Remote Control dan Power Control dihubungkan dengan kabel isi 24 warna pada terminal TB 1.

Gambar 2. Lemari kabinet Power Control Unit


 Gambar 3. Power Control Unit.

Power Control Unit yang tersimpan di dalam lemari kabinetnya biasanya diletakkan persis di bawah antenna unit ( di luar ruangan pastinya ! ).
Power Control dihubungkan ke antenna menggunakan single wire yang dihubungkan di terminal yang berwarna putih di atas lemari kabinetnya.
Jangan menyentuh terminal ini saat NDB sedang bekerja. Berbahaya !!!
Setelah Power Control Unit selesai di install, sebaiknya terminal ini diberikan silicon/diisolasi.
Pada gambar 3. terlihat exciter unit ( main dan reserved ) yang terdapat sticker 10.2
Sedangkan transmitter unit ( main dan reserved ) terletak di sebelah kanannya.
Di sebelah kiri exciter unit terdapat terminal untuk memprogram data yang diperlukan menggunakan komputer desk top atau laptop yang sebelumnya telah diinstall program JTM 30C.
Di atas terminal terdapat jarum indikator yang berguna untuk tuning antenna, mengetahui VSWR tinggi atau rendah, cek power output, dll
Terakhir, pada sisi paling kiri terdapat MCB untuk mematikan supply tegangan input 24 V DC yang masuk ke Power Control Unit.

Kerusakan yang sering terjadi biasanya pada unit ini, meskipun rangkaian proteksi telah diberikan yang semuanya dikontrol menggunakan CPU.
Unit ini akan segera menurunkan  power outputnya jika terdapat mismatching pada rangkaian antenna yang mengakibatkan VSWR tinggi. Jika ini terjadi maka LED ALARM pada Remote Control Unit akan ON.

Diperlukan pengetahuan yang memadai dalam bidang teknik  radio untuk melakukan tuning antenna karena NDB bekerja pada band frekuensi LF ( Low Freq ), juga untuk melakukan service pada exciter unit maupun transmitter unit karena komponen jenis MOSFET yang digunakan.
MOSFET sangat gampang rusak karena elektrostatis yang dihasilkan dari tubuh teknisi.

Gambar 4. Power Supply Unit.

Power Supply diletakkan di dalam ruangan operator. Power supply harus dihubungkan ke UPS untuk mencegah pemadaman listrik. 
Output Power Supply yang diperlukan sebesar  24 Volt DC dengan toleransi - 10% hingga +30%.
dengan konsumsi daya 16 Ampere.

Demikianlah sekilas tentang Non Directional Beacon.
Semoga bermanfaat.....










NDB ( Non Directional Beacon )

Mumpung lagi libur menjelang lebaran, gak mudik, dan belum ada yang dikerjakan, lebih baik membahas sedikit tentang NDB. Tiga hari lagi lebaran .....
Teh sudah siap dengan roti panggang menemani makanan iseng sambil membahas NDB ini.
Komponen utama dari NDB adalah : komputer ( untuk display parameter NDB ),  Antenna Tuning Unit/Power Control Unit , Antenna Unit dan Power Supply Unit.


Gambar 1. Tampilan layar komputer NDB Jacotron JTM 30 C.

 Gambar 2. Antenna Unit

Gambar 3. Power Supply Unit.



Gambar 4. Antenna Tuning Unit/ Power Control Unit

Kita agak sedikit menyimpang dari pokok utama blok ini, yaitu alat-alat navigasi kapal meskipun sebenarnya NDB adalah alat yang tidak asing digunakan di offshore platform atau drill ship untuk membantu pilot helikopter menentukan posisi dari sebuah offshore platform atau drill ship. Pertama kali digunakan untuk pengeboran minyak lepas pantai di teluk Mexico awal tahun 1960 an.

Lalu apa sebenarnya alat NDB ini ?  NDB adalah alat pemancar radio frekuensi rendah ( 190 KHz - 1800 KHz ) yang digunakan di base station sebagai pemandu pilot helikopter untuk mencari arah dimana posisi alat NDB ( dan tentunya posisi base station itu sendiri ) ini berada secara cepat. Loh kenapa gak pakai GPS aja ? Berikut alasannya.
NDB memancarkan sinyal omnidirectional ( ke segala arah ) yang diterima oleh ADF ( Automatic Direction Finder ) yang ada di pesawat terbang, helicopter atau  crew boat.
ADF merupakan peralatan standar yang ada di semua jenis pesawat terbang atau helikopter.
Pilot menggunakan ADF untuk menentukan arah relatif NDB terhadap pesawatnya.
Caranya dengan memasukkan frekuensi kerja NDB dan kemudian terdengar suara berupa kode Morse yang adalah call sign dari base station dimana NDB itu berada. Jika sinyal yang diterima ADF besar maka suara kode Morse yang terdengar juga besar, sedangkan jika NDB posisinya jauh maka sinyal yang diterima kecil sehingga suara kode Morse yang terdengar juga pelan.
Call sign base station itu sendiri terdiri dari gabungan huruf dan angka atau hanya berupa huruf saja.
Setelah ADF mendapat sinyal dari NDB, compass card di pesawat atau helikopter akan menunujukan arah tujuan terbang menuju posisi base station yang akan dituju.
Untuk contoh Gambar 1 diatas, call sign base station tercantum pada baris morse massage ( VVV VVV VVV QTG DE TES ).

NDB digunakan sebagai standar dunia penerbangan oleh ICAO ( the International Civil Aviation Organization ) Annex 10 yang secara spesifik menentukan operasi frekuensi NDB yaitu 190 KHz hingga 1800 KHz.
Biasanya NDB mempunyai power output dari 25 W hingga 125 untuk jarak penerimaan hingga 100 Nautical Mile. ada juga yang mempunyai output 500 W hingga 1000 W  untuk pemakaian jarak jauh. Jarak yang dicapai oleh penerima tergantung power output, antenna ,ground conductivity, freq, dan juga ketinggian penerima ADF.
Untuk NDB yang berada di offshore platform sangat sulit untuk memperoleh ground conductivity.
Dari pengalaman yang ada, antenna sangat menentukan baik buruknya pancaran sinyal NDB karena banyak hal yang mempengaruhi antenna, terutama faktor tiupan angin dan virtual ground  untuk antenna seperti gambar 2 di atas.